Posting Komentar. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Sediaan Semi Solid. Disusun oleh. Selfia Mona Peggystia Juli 3. BAB I. Seiring dengan semakin berkembangnya sains dan tekhnologi, perkembangan di dunia farmasi pun tak ketinggalan. Semakin hari semakin banyak jenis dan ragam penyakit yang muncul. Perkembangan pengobatan pun terus di kembangkan.
Berbagai macam bentuk sediaan obat, baik itu liquid, solid dan semisolid telah dikembangkan oleh ahli farmasi dan industri. Ahli farmasi mengembangkan obat untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat, yang bertujuan untuk memberikan efek terapi obat, dosis yang sesuai untuk di konsumsi oleh masyarakat.
Selain itu, sediaan semisolid digunakan untuk pemakaian luar seperti krim, salep, gel, pasta dan suppositoria yang digunakan melalui rektum. Kelebihan dari sediaan semisolid ini yaitu praktis, mudah dibawa, mudah dipakai, mudah pada pengabsorbsiannya. Juga untuk memberikan perlindungan pengobatan terhadap kulit. Berbagai macam bentuk sediaan semisolid memiliki kekurangan, salah satu diantaranya yaitu mudah di tumbuhi mikroba. Untuk meminimalisir kekurangan tersebut, para ahli farmasis harus bisa memformulasikan dan memproduksi sediaan secara tepat.
Dengan demikian, farmasis harus mengetahui langkah-langkah yang tepat untuk meminimalisir kejadian yang tidak diinginkan. Dengan cara melakukan, menentukan formulasi dengan benar dan memperhatikan konsentrasi serta karakteristik bahan yang digunakan dan dikombinasikan dengan baik dan benar.
BAB II. Salep adalah sediaan setengah padat yang mudah dioleskan dan digunakan sebagai obat luar. Bahan obat harus larut atau terdispersi homogen dalam dasar salep yang cocok Depkes.
Salep tidak boleh berbau tengik. Berdasarkan Efek Terapi. Salep epidermis. Salep endodermis. Salep diadermis. Berdasarkan Dasar Salep. Silang kontaminasi dapat terjadi pada Waktu: a. Pengisian dalam wadah karena peralatan yang tidak tepat. Selama pemakaian obat karena bentuk wadah yang tidak cocok.
Untuk mencegah silang kontaminasi, maka: Perlu penambahan bahan pengawet yang cocok. Isi obat tetes mata dalam batas pemakaian Fornas 8 ml , FI 10 ml. Peringatan pada pemakai, bahwa obat tetes mata ini dapat dipergunakan maksimal 30 hari setelah tutup dibuka. Harus efektif dan efisien. Tidak berinteraksi dengan bahan aktif atau pembantu lainnya. Tidak iritan terhadap mata. Efektif dalam dosis kecil, bereaksi sebagai antimikroba sangat cepat c. Stabilitas yang tinggi pada jarak PH yang lebar d.
Merupakan garam dari basa lemah, bersifat surfaktif kationik e. Tidak tercampurkan dengan senyawa nitrat, salisilat, fluserin natrium dan surfaktan anionik. Interaksi dengan bahan aktif atau bahan pembantu lainnya menyebabkan kurang efektif sebagai pengawet. Digunakan hanya wadah gelas karena klorbutanol dapat berpenetrasi dalam wadah plastik. Larut sangat perlahan-lahan. Pemakaian air panas dapat mempercepat kalrutan tetapi hati- hati terhadap kemungkinan penguraian.
Digunakan untuk mencegah pertumbuhan jamur. Dosis yang tinggi mempunyai sifat antimikroba yang lemah. Kelemahannya: Kelarutan yang rendah Menimbulkan rasa pedih pada mata Dapat berinteraksi dengan surfaktan nonionik dan polimer sehingga menyebabkan turunnya sifat pengawet.
Dapat berpenetrasi dalam wadah plastik sehingga mengurangi aktivitasnya. Kelarutan dalam air sangat kecil, mudah didesak kelarutannya salting out. Memberikan rasa pedih pada mata.
Keamanan b. Stabilitas c. Efektivitas sterilisasi tergantung dari kandungan mikroba awal, oleh sebab itulah pada pembuatan sediaan steril bahan-bahan baku atau peralatan harus sudah disterilkan terlebih dahulu.
Sterilitas udara, tekanan udara harus diperhitungkan. Tekanan udara di ruang steril harus lebih tinggi dari 1,5 mm kolom air, sehingga tidak ada aliran udara dari luar ke ruangan steril. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah jumlah dan keamanan karyawan: Karyawan yang berlebihan dapat menyebabkan turbulensi udara sehingga menimbulkan kontaminasi partikel pada larutan.
Pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan karyawan hendaknya disesuaikan dengan persyaratan kualifikasi tugas. Sama dengan tetes mata b. Bahan aktif yang tidak larut dalam air c. Bahan aktif disterilkan baik dengan cara: a Sterilisasi kering b Sterilisasi dengan gas c Cara filtrasi, bahan aktif dilarutkan dalam pelarut yang tepat yang sudah steril, filtrasi dan lakukan rekristalisasi.
Sterilisasi wadah dapat dilakukan dengan cara: a. Bahan baku yang digunakan dalam pembuatan obat tetes mata yang berkualitas tinggi. Setiap bahan baku harus dievaluasi, disesuaikan dengan persyaratan yang ada baik persyaratan fisiko kimia maupun persyaratan mikrobiologis. Bagian terbesar bahan pembantu dalam pembuatan obat tetes mata adalah air.
Air yang digunakan dalam pembuatan obat tetes mata adalah air murni purified water Air untuk injeksi WFI tepat digunakan sebagai pembawa obat tetes mata. Peralatan pada proses pembuatan harus terbuat dari bahan yang tahan terhadap korosif. Bahan tahan karat AISI adalah bahan logam yang tepat dengan atau tanpa pelapisan baik secara elektroda maupun elektropolis.
Peralatan yang telah digunakan harus segera dibersihkan. Agar mudah dibersihkan, maka rancang bangun alat haruslah: Bagian yang harus dibersihkan setelah pengolahan mudah dibongkar dan dipasang kembali.
Daun pare Momordica Charantia L. Mencit yang digunakan adalah mencit jantan sebanyak 12 ekor. Hasil; penelitian menunjukkan pada perlakuan pengobatan menggunakan ekstrak daun pare perubahan luka gores menurun secara berlahan-lahan. Kesimpulan; ini adalah daun pare dapat menyembuhkan luka gores, disarankan kepada penelitian selanjutnya ekstrak daun pare supaya membuat sediaan yang lain. Herwindo R. Meylani Putri V.
UIN Alauddin Makassar; Castella CN. Hastuti S. Bercampur ketika dilebur dengan lemak, paraffin padat dan liquid dan isopropyl miristat. OTT : dengan zat pengoksidasi kuat. Lemak bulu Domba Pemerian : zat serupa lemak , liat , lekal , kuning muda atau kuning pucat , agak tembus cahaya , bau lemah dank has.
Paraffin Cair Pemerian : Cairan kental, transparan, tidak berfluoresensi; tidak berwarna; hamper tidak berbau hampir tidak mempunyai rasa.
Fungsi : Pelarut d. Vaselin Kuning Pemerian : Masa lunak, lengket, bening, kuning muda sampai kuning; sifat ini tetap setelah azat dileburkan dan dibiarkan hingga dingin tanda diaduk. Berfluoresensi lemah, juga jika dicairkan tidak berbau hampir tidak berasa. Prosedur Kerja 1. Tutup cawan penguap dengan kaca arloji besar, sterilkan dalam oven suhu C selama 30 menit 2.
Sambil menyiapkan basis salep, maka peralatan yang akan digunakan disterilkan secara aseptis 3. Basis salep yang sudah steril diperas panas-panas jepit ujung kain kasa dengan dua pinset steril, satukan dalam satu jepitan, pinset lain digunakan menekan bagian bawah jepitan mendesak leburan basis melewati kain kasa , timbang sejumlah yang diperlukan 4. Zat aktif dan zat tambahan ditimbang sejumlah yang diperlukan, digerus halus dalam mortar steril 5. Masukan basis salep steril dingin sedikit demi sedikit kedalam gerusan zat aktif dan zat tambahan dan gerus hingga homogeny 6.
Timbang sediaan sejumlah yang diperlukan diatas kertas perkamen steril, digulung dengan bantuan pinset steril. Gulungan harus sedemikian rupa agar dapat dimasukkan dalam tube steril yang ujungnya telah ditutup. Kertas perkamen dicabut dari tube jika zat aktif tersatukan dengan logam tube. Jika tidak, maka kertas perkamen dibiarkan tinggal dalam tube sebagai perintang antara zat aktif dengan logam tube 7. Tekuk dasar tube minimal dua kali dengan penekuk logam.
Dilakukan evaluasi sediaan Uji Salep Mata1.
0コメント